Minggu, 30 Juni 2013

No comments

Cerita Awal Bulan Juli

Pukul lima
Alarm menggebu menggedor telinga
Aku terbangun dengan sisa mabuk di mata terlihat nanar,
Ah sial, terlalu dini untuk kukucium aroma fajar

Cerita semalam,
Berlarut larut aku bertaruh rindu di akhir juni.
Andai saja mesin waktu itu benar2 ada
Aku berharap setelah detik akhir nanti bukanlah juli.
Bukan apa, Hanya sedikit sobekan luka dalam memori
yang tak bisa terbuang hingga kini.

Cerita lalu,
Ketika itu 2 tahun lalu
Kusambut awal juli dengan penuh ria
dengan kasih dan penuh cinta
Hingga gelora bergejolak dalam dada.

Ketika itu 2 tahun lalu,
Kusambut awal juli penuh kesan
Hingga kubingkai dalam hati penuh hiasan

kini..
Waktu berlalu
kesan pun tinggalah lalu
sekejap hati membiru
menyisakan duka penuh kelabu,

yah andai mesin waktu itu benar benar ada,
Ahahaha
Terlalu dini untuk kucium fantasi
Merambat sekarat lupakan pagi
Apapun itu, sudah 5 jam berlalu
tinggalkan kenangan di masa lalu,

Kini bersama angin suaraku memekik
dalam udara kutitipkan secarik salam

bernadakan
Rindu..

"Selamat Datang Juli"

Rabu, 26 Juni 2013

No comments

Simfoni Alam


Lantunan simfoni hujan riuhkan malam
Sementara dedaunan rusuh menderu tersibak angin malam
terasa dingin merasuk hingga rusuk terdalam

Dimana-mana kucium serba aroma guntur
Sementara mata terasa semakin melantur,
Sebab hujan tak ada bintang, apalagi bianglala
Bulanpun hanya tinggal jejak tak berwujud

Dalam duniaku
Semua adalah lantunan simfoni indahnya alam
Berkah untuk kukirimkan sebuah salam,
Lewat riuhnya angin malam
Untukmu, kurangkai dari hati yang terdalam

Selamat malam,

Tidurlah, ciptakan bunga-bunga mimpi
Kujumpa kau di saatnya nanti
Kelak kubuka tirai pagi
Khusus untukmu ku saji..

Minggu, 09 Juni 2013

No comments

Bebek Desa

Tak seperti kemarin,
Mentari biasa begitu murung,
Wajahnya penuh mendung
Hendak menghujan,

Lupakan kemarin..
Hari ini..
Mentari cukup banyak berucap,
Tak ada mendung ataupun hujan
hendak menancap.
Sementara aku hanya nguping di balik jendela
Sembari memandang menteri desa,
Ngawur berbaris depan bendera
Apakah lantaran hanya menghormati senin
dibanding tegaknya bendera?

Huh sudahlah.. Peduli apa aku?
Lebih baik kulihat bebek mang edi
Nurut berbaris dituntun rapih..

Jika boleh Aku bersaran
Lebih baik kau murung seperti biasa
dibanding banyak bersuara
Sementara mereka
tak mendengarmu bersua.!
No comments

Terbakar sajakmu

Jalanan tak henti berpesta
dengan sokongan lampu disko
panasnya bisa jadi melebihi goyang poco-poco
sementara itu..
para kuda besi berdansa tak ada lelah,
dan aku?
lebih memilih diam menikmati waktu
sambil mendinginkan otak
yang terlanjur ngebul oleh sajakmu.
NOstalgia harusnya..
setelah lama tak saling sapa..
tapi apa urusanku.!!
sudahlah..
lebih baik kurendam otakku di kali belakang rumah
biarkan asap'y memudar, dan menghilang
meski pada akhir
selalu menyisakan bekas didalamnya.
No comments

Rindu

rinduku menyelinap diantara asap pembakaran sampah,
sudah tau siang masih saja mebakar.
dunia dilukisnya gelap karena tebal asap seperti mendung yang kumat.
kerongkonganku pun mulai sesak, karena kini oksigen mulai berkerak
mungkin sesaat lagi aku sekarat, seperti rinduku yang semain pekat
No comments

Menunggu

Pagi datang bersama kabut2
Perlahan menghilangkan kegelapan di ruang tungguku.
Dingin'y kalbu semakin menciutkan bola mataku yang nanar.
Huuhhh
Seonggok udara mulai memenuhi setiap rongga hidungku.
Tadinya aku hanya bercumbu dengan karbon2
Sehingga darah beku di dalam otakku yang kurus menggigil.

Sebenarnya aku lelah jika terus menunggu.
dan menggayutkan tubuhku ini pada waktu,
Jika bisa memilih
Aku lebih bersiap segera memumifikasi diriku..
dan bergegas melupakan semuanya.

Aku bisa saja melupakan gelapnya malam dalam fikiranku,
aku tak bisa karena yang menghuni ruang dalam otakku itu kamu.
itulah kenapa aku terus menunggu,
karena cintamu yang tak kunjung berlabu

Sepanjang malam aku terus menunggu..
Meski ragaku selalu meragu
Hingga lebih menyerupai batu
Yang terus membisu mendekap semua gerutu.
Dan
Bersama datangnya Pagi aku terus menyair
Demi cintamu yang tak kunjung mencair
dan berharap segera mengalir,
ke dalam hatiku yang terus menerus naksir.

Bersama waktu kutelanjangi semua dimensi
Dari gelap malam yang membatu
Hingga awal pagi yang kuharap segera mencair.
No comments

Merindu

Aku mulai kehabisan kata,
Ketika terduduk di ruang rindu,
Hendak menjemput sebait sapa
Untuk orang yang setia kutunggu.

Entah kenapa..

Padahal hati ini merindu..
begitu ingin bercumbu..
meski hanya dengan sebaris sapaanmu..
No comments

Mencandu

Ketika itu waktu menunjuk ke pukul empat.
Masih terlalu pagi untukku mencium bau fajar.
Kepalaku pun masih termabukan oleh udara
yang masih beraroma karbon.
Sementara itu sesuatu terus menggedor,
dibalik pintu otakku yang masih setengah molor..
Merintih kuberjalan menuju pintu.
Aku buka penuh ragu..
Ah sial.. Aku tertikam dan tertangkap basah
oleh dentuman peluru yang terhujam lebat
dari kapal-kapal hitam milik serdadu-serdadu fajar
Di sebuah ruang yang pengap aku terinstrogasi.
Sampai waktu mendapati, sebuah hasil yang pasti.
Tubuhku gemetaran, aku pun lunglai
"AKu Bukan Pemabuk Atau Pecandu.!!"
Suaraku memekik hingga tertelan badai..
Selepas waktu habis aku melonglong menunggu asa.
Apa boleh buat
Alhasil aku direhabilitasi
hingga ujung waktu yang tak tertentu..
Karena Puisi dikabarkan aku mencandu.
No comments

Hening


ketika mentari jatuh pada lantai barat,
berarti malam tak lebih dari jejak-jejak kabut
seonggok rindu kembali tak terwujud.

Mentari lenyap, Cahaya berhenti,
Sunyi kembali mengaliri sungai nadi..

Diseberang jalan, Tampak bulan penuh masai.
Pada daun merbau sisa hujan tampak berderai
Akankah malam kan kembali pekat
Sementara rindu kurasa makin menyayat.

Sesungguhnya aku tak mau kehilangan rupa warna..
meski himan terlahir pada akhirnya
melahirkan sepi..
membuat rindu hanya berbalas sunyi
Malam hening..
Aku merupa pohon tak berdaun
terjerat dalam pekat..
Angin menancap remuk di ulu hatiku..
Seolah ingin meniupkan hujan di jantungku..
"entah sampai kapan hening ini akan usai "

Kesunyianku sungguh hanyalah rinduku pada malam yang seolah senyap.
Aku menjelma manuk dares.
terbang menyusuri pekatnya malam.
dengarlah untumu kicauan-kicauannya yang lembut bersenandung rindu..
berharap bisa membangunkan kembali rindu dalam hatimu..

Selasa, 04 Juni 2013

No comments

Sajak Sendiri Part 3

Malam datang bersama sepi, sementara bulan sedang patah hati di dalamnya, seperti sisa hatiku selepas kepergianmu.
Angin berhembus bersama bau bau bangkai.
Sehingga wajahku parau jika kuteguk nafasku,
Mungkin udara sudah dipenuhi bangkai
Dari janji-janji cinta milikku yang mulai membusuk
dan mendanur dalam jantungku.
Huh Cinta..
Bagiku cinta tak lebih dari bianglala.
yaitu penampakan absurd dari sebuah cahaya.

Malam semakin larut, sementara aku semakin kusut dibuatnya.
seperti sisa rinduku yang semrawut selepas kehilanganmu.
Jalanan menghilang. dan berganti jurang-jurang kesakitanku yang semakin hari semakin dalam.
Menghanyutkan setiap bulir rindu.
Sehingga aku tenggelam dalam setiap rinduku
Huh rindu..
Bagiku rindu hanyalah kabut.
Yaitu sebuah penampakan dari rasa yang tak berwujud.

Cinta sama sama seperti rindu.
sama-sama benih dari kesepianku yang mencumbu setiap malamku.
Begitu indah, juga begitu sedih.
No comments

Antara Hidup dan Televisi


Menjelang waktu berganti,,
Kujatuhkan pikiranku pada rangkaian acara televisi
Tempat aku bisa luput dari pejalnya hidup ini

Disela padatnya kantor berita
yang ramai berebut menawarkan berbagai acara
Kupinang satu sinema bertema cinta..

Di balik layar kuterabun kanvas bergambar wajahmu
Mataku nanar berlinang sejuta kata rindu..
Tidakkah kau tau semenjak kau tikam aku dengan sajakmu
Aku harus berlari mengejar waktu..
Sekedar untuk melupakan semua bayangmu..

Kembali ke televisi
Tepat dibagian akhir yang sudah dulu kuprediksi
Lakon utama pasti berbahagia..
Meski alur suka merana..

Berbeda dengan hidup ini
sedikitpun waktu berlari..
siapapun takan mampu memprediksi..

Hidup bukan lagi tentang kantor berita..
Karena kita bukan lakon sebuah sandiwara..

"Pied"

Minggu, 02 Juni 2013

No comments

Lelah


Add caption
Terlalu lama untukku menunggu,
perlahan cintaku pun membelatung..
Busuk mendanur dalam jantungnku


aku pun lelah jika harus terus berdiri
hanya untuk dibalik dinding waktu yang kau ciptakan ini ..


Ah Persetan dengan waktu..


Aku Lelah...
Lelahh..
Sungguh Lelah..


Sementara itu Cinta dan Rindu

tak henti mencambuk setiap gejolakku..

Sabtu, 01 Juni 2013

No comments

Sekarat Pagiku

Bersama temaram lampu yang serentak redup
Aroma pagi semakin riuh dengan kebisingan-kebisingan
Dan kerap kali mengagalkan rasa kantukku
Apakah ini pertanda hening akan segera usai?

Sementara itu rindu,
semakin menumbuk dalam otakku,
Menyumbat setiap getir nadi yang merambat hingga pelirku.
Aku gagal menjelma patahan-patahan kata,
Sekekedar ingin menyampaikan rasa rinduku,

Kubuka potret wajahmu sebatas menuruti hasratku,
Kunikmati tiap lekukan lekukan ciptaan tuhan
yang indah terwujud dirimu.

Entah kenapa selamam kau ciptakan kutub-kutub dalam jantungku,
Sementara hatiku kau buat gersang oleh kemarau rindu yang lama memusim.

Huaah... kuap kantukku menghalau semua gerutuku.
Sudahlah aku butuh tidur untuk memulihkan kewarasanku.
Semoga dalam gerutuku pagi ini kau semakin mengerti.
Bahwa aku butuh kau ciptakan segera hujan rindumu.
yang kembali mencairkan kutub2 dalam jantungku.
dan menghilangkan gersang danau yang kesepian dalam hatiku.
No comments

Penjajahan Itu Seharusnya Usai

Penjajahan itu seharusnya usai sejak lalu
Karena sudah tak ada lagi prajurit yang menyamun.
Tetapi kenapa negeri ini semakin hari semakin merabun?
Merdeka tak ubahnya sebuah slogan
yang masai habis tertelan.
Oleh mereka yang mudah menyulap jaman.
Seharusnya negeri kita itu terkaya,
Lihat saja betapa rajinnya kita beramal?
Hingga lupa bagaimana nasib kita.
seharusnya negeri kita itu tersubur,
Lihat saja Betapa banyak cacing yang makmur?
Dalam perut-perut mereka yang semakin subur.
Seharusnya negri ini sumber mata air,
Lihatlah betapa banyak Air dari mata mereka yang tergulir.
Sebab Air yang tak kunjung mencair.
Seharusnya negeri ini negri termewah.
Lihatlah betapa banyak gedung-gedung tumpah ruah.
Meski terkadang banyak gubuk yang harus dijajah.

Penjajahan itu seharusnya usai.
sejak kata "Merdeka"
bukan hanya sebuah selogan
dari nenek moyang yang sudah perjuangkan.!!
No comments

Ketika Waktu Kembalikanku ke Frasa

Saat waktu mengembalikanku kepada sebuah frasa
ketika itu pena, dulu
sempat menghasilkan sebuah jalan cerita,
Lewat canda yang menciptakan senyum diwajahnya..
Saat itu kertas, dulu
sempat menampakan bayang wajahmu.
lewat bulir2 fantasi yang mencumbu setiap rindu

Dan sekarang..
Apa yang harus kukatakan pada pena?
ketika aku sudah kehabisan akal untuk sebuah kata,
Apa yang harus kukatakan pada kertas?
Ketika wajahmu semakin hari kian terampas,

Tak pernah tau jika frasa akan membunuhku sewaktu-waktu.
karena kau selalu punya peluru
yang siap melenyapkan masa lalu.
No comments

Abnormal??

Bulan pun Abnormal bersama Matahari..
Tetapi mereka tetap indah,
meski hidup di lain waktu.
Aku merengkuh hasil didikan sudah 12 tahun usai.
Yang aku tahu.
"nothing impossible in the word"
Bagiku keAbnormalan kita adalah keindahan.
meski semua sulit menjadi benar-benar normal.
tapi kupercaya selalu,,
karena kamu adalah matahari
meski aku bukan awan yang selalu mengiringi.
karena aku adalah bulan..
meski kamu bukan bintang yang selalu menemani...
No comments

Pangapura Kula Gusti

Ampuni hamba gustii..

Aku hidup dengan sehelai nafas yang kau beri..
Aku hidup dengan berisik suara dari mulut yang kau beri..
Aku hidup dengan indah memandang dari mata juga itu kau yang beri..
Aku hidup dengan hara huru suara yang kudengar dari telinga..
Itu pun kau yang beri..
.........

Pangapura kula gustiii..
kula mboten sanguh nyukuri samukawis ingkang sampeyan sukani.
kula mboten sanguh njagi kemirahan ambekan ingkang saben dinten sampeyan sukani..
kula mboten sanguh njagi suwanten ingkang medal saking lesan ingkang sampeyan sukani..
kula mboten sanguh njagi menapa ingkang kula liat saking mripat ingkang sampeyan sukani..
kula pun mboten sanguh njagi suwanten suwanten awon ingkang sanguh kula mireng saking kuping ingkang sampeyan sukani..

Pangapura kula gustiii..
kula khilaf.. kula nyuwun tobat sampeyan gustii..
kula kersa gesang kaliyan sedaya berkah sampeyan gusti..

pangapura kula gusti..
menawi sapriki kula dereng sakebakipun dados hamba ingkang taat.
kula nyuwun tobat saniki, uga saterusipun..

Amiin gustii

Aku hidup harus terus berjalan, meski pipi tak pernah kering.
oleh hujan-hujan penyesalanku.
oleh segala kebathilanku..
oleh segala kebodohanku..

Yang aku tahu jalanku tak pernah lepas dari-Mu.
Meski terkadang aku tersesat..
Karena aku bukan kereta yang sudah beralur.

Yang aku tahu jalan tuhan tak pernah memilih.
Meski hamba berjalan dengan kotoran yang menempel pada setiap jasad.
Karena aku lah pengharap selalu akan kesucian-Mu.

Aku hidup karena-Mu.
Dan aku berusaha hanya untuk-Mu..
No comments

Sajak Sendiri Part 2

Malam datang bersama sepi, sementara bulan sedang patah hati di dalamnya, seperti sisa hatiku selepas kepergianmu.
Angin berhembus bersama bau bau bangkai.
Sehingga wajahku parau jika kuteguk nafasku,
Mungkin udara sudah dipenuhi bangkai
Dari janji-janji cinta milikku yang mulai membusuk
dan mendanur dalam jantungku.
Huh Cinta..
Bagiku cinta tak lebih dari bianglala.
yaitu penampakan absurd dari sebuah cahaya.

Malam semakin larut, sementara aku semakin kusut dibuatnya.
seperti sisa rinduku yang semrawut selepas kehilanganmu.
Jalanan menghilang. dan berganti jurang-jurang kesakitanku yang semakin hari semakin dalam.
Menghanyutkan setiap bulir rindu.
Sehingga aku tenggelam dalam setiap rinduku
Huh rindu..
Bagiku rindu hanyalah kabut.
Yaitu sebuah penampakan dari rasa yang tak berwujud.

Cinta sama sama seperti rindu.
sama-sama benih dari kesepianku yang mencumbu setiap malamku.
Begitu indah, juga begitu sedih.
No comments

Menunggu

Menunggu itu sama halnya memumifikasi diri.
Diam dan hanya bergayut pada waktu, hingga otak berhenti berfikir.
No comments

Ketika Mimpi Itu Hancur Karena Teluhmu


Teluh cintamu sudah habis
Lihatlah yang kau perbuat
Betapa kau tak pernah gagal 
Membakar separuh dari hatiku
Hingga hanya tersisa abnus-abnus malang,
Begitu sakit, begitu sedih..
Dan betapa kau tak pernah gagal
Menciptakan angin-angin banal
Yang menghidupkan awan-awan pekat,
Begitu gelap, begitu sepi..

Kau serupa manusia sakral 
Yang menciptakan afsun-afsun gaib
Untuk menghancurkanku,
Sia-sia sudah
Semua mimpi yang sudah kugayutkan padamu
Semuanya hanya bayang-banyang abstrak
Dari kota-kota mimpi yang sudah kubangun,
Dan kau hancurkan dengan menciptakan badai
Yang menghanyutkan bunga-bunga mimpiku
Sekejap membusuk
dalam kesunyianku.

Kini mimpiku adalah absurd
Sebuah harapan-harap yag terabun-abun
Serupa bunga mawar,
Yang hidup di tengah gurun pasir.
Bahkan aku haus dalam mimpiku
Karena seluruh hatiku kemarau,
Aku merupa ranting-ranting tak berdaun,
Yang keropos menunggu waktu ajalku,

Hidupku hanyalah malam-malam
Musnah oleh kengerian serdadu-serdadu anjing
Yang melonglong memusnahkan cahaya abyad bulan
Oh cahaya berhenti
Hingga kelam menyelimuti jiwaku.

Aku tak pernah tahu sampai sekuat apa aku bertahan
dengan bunga-bunga mimpi yang berguguran di depan mataku.
Bahkan aku hanya punya separuh dari hati yang tersisa.
Entahlah..
Aku hanya bergayut pada waktu,
Membiarkan mimpi itu mendanur.
Dan menunggu musim berganti,
Menciptakan bunga-bunga baru
Meski tumbuh dengan benih benih kesunyianku.
Karena akulah sang pencipta dari mimpiku sendiri.
No comments

Waktu itu Serupa..

Pagi itu serupa bom waktu,
Yang siap meledakan jalanan kota kapan saja.
Siang itu seperti horor dalam terang,
Yang siap menteror dengan ribuan pasukan debu jalanan.
Senja itu seperti sangkakalanya kegelapan,
Ketika ditiup, maka gelap siap memakan segalanya,
Malam itu seperti apa yang ada di pikiran saat ini,
Dimana seluruh jalanan berwana hitam.
Waktu itu Serupa...

"Musafir Cinta"
No comments

Cinta Ini Seperti

Cinta ini seperti pagi,
Muram jika matahari sedang enggan bersinar.

Cinta ini seperti mendung,
Jika semakin gelap semakin cepat air yang turun.

Cinta ini seperti hujan,
Bisa sangat romantis ketika bersahabat,
Dan bisa menjadi bencana jika tidak waspada.

Cinta ini seperti pelangi,
Indah dan penuh warna
Tapi jika kita menyadarinya itu hanyalah pantulan semu dari hebatnya kuasa alam.

Cinta ini seperti secangkir kopi,
Yang menghangatkan ketika merasa dingin
Dan akan mencelekakan jika kita terburu-buru.

Cinta ini seperti Aku yang sedang menikmati semuanya.
No comments

Wahai Bulan Seandainya Aku Sepertimu

Malam ini hanya menyisakan sedikit mendung yang menutupi jalannya bulan,
Cahaya pun berhenti, terganti dengan bayangan kapal hitam yang lalu lalang diatasku,
Gelap dimana-mana.
Tak aneh jika musim seperti ini sering menciptakan aroma taifun disepanjang malam.
Serangga serangga binal pun mulai berhenti berisik.
Hanya ada sedikit desir dedaunan yang tertiup angin.
Tubuhku mulai menggigil,
Aku bertahan hanya dengan separuh hatiku yang ada.
Entah mungkinkah bisa dengan waktu yang lama,
Setidaknya sampai akhir dari hitam ini,
Karena aku sudah tak kuasa ingin berteriak karena kesakitanku.

Wahai bulan seandainya aku sepertimu,
yang mampu hidup meski dengan separuh bagianmu,
Dan tentunya tanpa rasa sakit dengan separuh bagianmu yang hilang,

Wahai bulan seandainya aku sepertimu,
yang bisa selalau menjadi harapan dalam gelap,
Sedangkan aku dalam terang pun aku terbuang,

wahai bulan seandainya aku sepertimu,
Cahayanya mampu menerangi hati siapapun yang menikmatinya,
Sedangkan aku, untuk hati sendiri saja aku gagal,

wahai bulan seandainya aku sepertimu,


Wahai bulan..
Seandainya Aku tak lupa jika kau sedang dikurung oleh pagar2 hitam yang menghalangimu kemari,
Tentunya aku takan pernah berhenti berteriak.
Tetapi gelap menjagalku,
Menyuruhku diam.
Dan meratapi ciptaan dari kegelapan ini.
No comments

Dilema Manggaku

Kota ini dikenal sebagai kota lahirmu,
Kota yang meliputi pesisir, dan hamparan petak sawah,
Harusnya berbanggalah kamu,
Namamu bisa mengalahkan Mahkluk-makhluk amis yang alaminya menghuni pesisirmu.
Atau Beribu biji pangan yang dicetak hampir di sebagian besar wilayahmu.
Bahkan pahatan tubuhmu saja terpampang di tengah jalanan kota.
dan alangkah hebatnya saat aku tau dirimu bisa menafkahi jutaan rakyatmu.
Aku tau kau terkenal sangat manis,
Hingga Siapapun pasti jauh cinta padamu.
dan ketika kau terlihat masam pun tak pernah ada yang membencimu,
Sayang kota yang dinafkahimu itu
ternyata tak selalu memegang erat manis namamu,
Di luar sana Namamu tak setenar kemanisanmu,
Lebih tepatnya,
Kau seakan tak pernah ada,
Bahkan kau pun Kalah dengan Para penari-penari binal.
yang menari-nari diatas tanah kekuasanmu,
Mereka lebih mengenal sebagai tempat pelayanan nafsu.
Dibanding dirimu yang sudah menafkahi kotamu,
Ya ini adalah dilemamu sebagai bagian dari kota ini.

#Mangga Indramayu
No comments

Akulah Raja yang Absurd.

Waktu telah membawaku sampai fajar.
Dingin menusuk hingga jantung hampir beku.
Ya tak kusangka tubuhku mampu bertahan sejauh ini.
Sedangkan taukah kau?
Semenjak kau tikam aku dengan sajakmu
Aku hanya hidup dengan hati yang separuh.
Seharusnya aku tau, kau takan pernah tau itu.

Fajar masih menyisakan lebih banyak karbon daripada oksigen
Tapi meski begitu aku masih sanggup jika harus berlari darimu
Karena aku tak mau jatuh merintih hanya karenamu
Sedangkan tahukah kau??
Akulah Sang raja.
dari Kerajaan malam yang Absurd
Yakni Separuh Bulan yang terselubung kabut
Yang hidup pada waktu yang hampir habis.
Tetapi tetap Akulah sang Raja
Yang menciptakan mimpi mimpi
Terhadap Insan insan yang terlelap
Sedangkan aku lupa akan mimpiku sendiri

Ya dengan Fajar ini berarti kematianku tak lama lagi
Raja dari Hari yang sesungguhnya mungkin akan marah dengan pengakuanku.
Ya silahkan saja kau bakar aku jika kau mampu.
Tetaplah dalam kegelapan kau tak mampu.
Karena Akulah sang Raja dari kegelapan harimu.

Ya sudahlah
Selendang putih cahayamu itu mungkin kain kafan yang kau sediakan untukku
Sebelum kau kubur aku
Aku hanya ingin berpesan
Jangan kau bakar aku jika aku sudah bangun dari kematianku dan hidup di masamu..
No comments

Sajak Sendiri (Serangkaian waktu dalam catatanku)

(1)
Aku terbangun dengan embun yang sudah memelukku sejak malam, masih terasa dingin karena mentari hanya sebagian mengena.
pendengaranku masih beku dengan suara2 apa entah sekelilingku.
penglihatanku pun masih dipenuhi kunang-kunang.
sejenak ku diam dan pergi,
kulihat sosok wanita pujaanku dibalik samar penglihatanku.
Dengan muka muram kukejar, hingga kudapat lalu kupeluk,
setelah lama tidak merasakan waktu berhenti sejenak, kunikmatilah waktu ini,
zz..ZZZzzz..
Oh shiiTT..!!
Aku hanya terbangun dalam mimpi.!!

(2)
Waktu memakan bualan pagi itu hingga saat ini
saat yang bukan lagi untuk panas yang mmbakar tubuhku karena matahari begitu terik siang tadi,
bukan juga untuk senja yang hanya untuk mengantarkanku kedalam malam yang sunyi,
melainkan diantara keduanya yang begitu dingin ketika sajakmu memeluk menghilangkan panas dan melepas sunyi, meski hanya dengan waktu yang sejenak sebelum senja tiba.
setidaknya senja kali ini tidak membawaku ke malam yang seperti biasanya..

(3)
Oh damn ternyata Aku salah.Entah kenapa kurasa malam tak begitu indah hari ini, Apakah karena bulan yang redup kali ini, atau mungkin karena segumpal awan hitam yang menutupi indahnya langit.
Sementara senja tadi aku masih sangat menikmati perjalanan waktu meski sedetik yang berjalan.
Entahlah..
Aku juga sudah mulai terbiasa menikmatinya..
karena semua ini tak jauh bebeda dengan susana hati ini.

(4)
Alunan vokal sang maestro menemaniku..
sampai selarut ini,
Ah sial ternyata aku membatu selama ini,
Tak pernah terasa sebelumnya..
Tubuhku pun mulai lunglai, Aliran darahku pun perlahan-lahan terus melambat.
debar jantung semakin terasa.. Hingga akhirnya angin menghempaskanku, membawaku kedalam malam yang penuh dengan gelap, bahkan hampir sepenuhnya hitam, Aku tau Pagi kan menjelang, Tapi aku tak pernah tau akan pagi seperti apakah yg akan tiba esok.
Aku coba Lari untuk segera keluar, Tapi apadaya semua sudah menguasaiku, Hingga akhirnya aku jatuh..
Oh shiit..
Aku kalah hari ini, Aku hanya butuh meregangkan tubuh ini sejenak sebelum fajar tiba...

(5)
Ya.
Akhirnya pagi terlihat begitu jelas.
hanya matahari terlihat sedikit muram.
Apa mungkin karena mataku yang masih dipenuhi sisa bangkai airmata dari tidurku semalam?
Atau mungkin matahari masih mengantuk pagi ini, sehingga yang kulihat hanya sedikit cahaya putih dibalik gumpalan asap hitam itu.
Oh tahulah aku,
betapa waktu senantiasa tak pernah gagal menciptakan pagi untukku,
Meski Pagi gagal menciptakan cahaya yang merupakan keindahan untukku
Tetapi apadaya aku tak berhak menolak.
dan Fajar juga sudah menjelang,
bahkan sesaat lagi akan menghilang...

https://www.facebook.com/notes/yana-san-jie-kun/serangkaian-waktu-dalam-catatanku/10151299351525404
No comments

Kedamaian Yang Telah Lama Hilang


Waktuku dimulai dengan pekat malam yang rakus memakan habis merahnya senja.
Dan Inilah malam yang kunanti,
Indah bulat dari bulan yang kunanti sejak lama,
Kenapa?
Kurasa karena setelah sekian lama.
baru kali ini kulihat bulan dengan penuh kedamaian sehingga mampu menyisakan arti.
Dan bintang yang penuh sesak di kanvas hitam raksasa diatasku.
Seakan mengingatkanku akan suatu masa sebelum hari ini.
Masa dimana aku masih merasa mempunyai dua sayap untuk mengarungi gelap malam ini.
dan Masa dimana aku selalu meengadu pada pena dan kertas dengan setiap apa yang kurasakan.
Karena itu.
Sekali lagi ku merasa aku sudah membatu selama ini.
Entah mengapa,
Setiap kata selalu beku di otakku,
Dan meleleh ketika Mentari membakar kepalaku.

Cahaya itu membuat sedikit indah dalam pekatnya malam.
Sedikit angin malam menyejukanku menikmatinya.

Huuhh.. Hela nafas ini cukup membuktikan aku cukup lega malem ini..
Ya mungkin karena aku cukup lelah
dengan panas yang kau bakar seharian ini.
karena itu aku sangat menikmatinya malam ini.

Sayangnya kali ini
Aku hanyalah malaikat liar yang kesakitan karena kehilangan satu sisi sayapnya,
Jadi tak bisa lagi kuarungi kau seperti masa itu, Karna itu Aku harap malam tak membawaku larut dalam kindahannya.Karena untuk melangkah pun
Kakiku pun tak cukup kuat ketika harus mengabaikan kesakitanku.Aku hanya punya sedikit tenaga di tangan ini,untuk membiarkan pena ini berjalan.mengurai ceritaku diatas kanvas perjalanan hidupku.Aku tak tau butuh waktu berapa lama untuk sayap ini kembalikembali menerbangkanku
dengan tanpa rasa sakit sedikitpun.

Sudahlah.. biarlah aku terus menikmatinya..Tanpa harus tau ujung waktu yang menghentikan malam ini..

https://www.facebook.com/notes/yana-san-jie-kun/kedamaian-yang-tlah-lama-hilang/10151299322690404

    Definition List

    Text Widget