Sabtu, 01 Juni 2013

Wahai Bulan Seandainya Aku Sepertimu

Malam ini hanya menyisakan sedikit mendung yang menutupi jalannya bulan,
Cahaya pun berhenti, terganti dengan bayangan kapal hitam yang lalu lalang diatasku,
Gelap dimana-mana.
Tak aneh jika musim seperti ini sering menciptakan aroma taifun disepanjang malam.
Serangga serangga binal pun mulai berhenti berisik.
Hanya ada sedikit desir dedaunan yang tertiup angin.
Tubuhku mulai menggigil,
Aku bertahan hanya dengan separuh hatiku yang ada.
Entah mungkinkah bisa dengan waktu yang lama,
Setidaknya sampai akhir dari hitam ini,
Karena aku sudah tak kuasa ingin berteriak karena kesakitanku.

Wahai bulan seandainya aku sepertimu,
yang mampu hidup meski dengan separuh bagianmu,
Dan tentunya tanpa rasa sakit dengan separuh bagianmu yang hilang,

Wahai bulan seandainya aku sepertimu,
yang bisa selalau menjadi harapan dalam gelap,
Sedangkan aku dalam terang pun aku terbuang,

wahai bulan seandainya aku sepertimu,
Cahayanya mampu menerangi hati siapapun yang menikmatinya,
Sedangkan aku, untuk hati sendiri saja aku gagal,

wahai bulan seandainya aku sepertimu,


Wahai bulan..
Seandainya Aku tak lupa jika kau sedang dikurung oleh pagar2 hitam yang menghalangimu kemari,
Tentunya aku takan pernah berhenti berteriak.
Tetapi gelap menjagalku,
Menyuruhku diam.
Dan meratapi ciptaan dari kegelapan ini.

0 komentar:

Posting Komentar

    Definition List

    Text Widget