Sabtu, 01 Juni 2013

Ketika Mimpi Itu Hancur Karena Teluhmu


Teluh cintamu sudah habis
Lihatlah yang kau perbuat
Betapa kau tak pernah gagal 
Membakar separuh dari hatiku
Hingga hanya tersisa abnus-abnus malang,
Begitu sakit, begitu sedih..
Dan betapa kau tak pernah gagal
Menciptakan angin-angin banal
Yang menghidupkan awan-awan pekat,
Begitu gelap, begitu sepi..

Kau serupa manusia sakral 
Yang menciptakan afsun-afsun gaib
Untuk menghancurkanku,
Sia-sia sudah
Semua mimpi yang sudah kugayutkan padamu
Semuanya hanya bayang-banyang abstrak
Dari kota-kota mimpi yang sudah kubangun,
Dan kau hancurkan dengan menciptakan badai
Yang menghanyutkan bunga-bunga mimpiku
Sekejap membusuk
dalam kesunyianku.

Kini mimpiku adalah absurd
Sebuah harapan-harap yag terabun-abun
Serupa bunga mawar,
Yang hidup di tengah gurun pasir.
Bahkan aku haus dalam mimpiku
Karena seluruh hatiku kemarau,
Aku merupa ranting-ranting tak berdaun,
Yang keropos menunggu waktu ajalku,

Hidupku hanyalah malam-malam
Musnah oleh kengerian serdadu-serdadu anjing
Yang melonglong memusnahkan cahaya abyad bulan
Oh cahaya berhenti
Hingga kelam menyelimuti jiwaku.

Aku tak pernah tahu sampai sekuat apa aku bertahan
dengan bunga-bunga mimpi yang berguguran di depan mataku.
Bahkan aku hanya punya separuh dari hati yang tersisa.
Entahlah..
Aku hanya bergayut pada waktu,
Membiarkan mimpi itu mendanur.
Dan menunggu musim berganti,
Menciptakan bunga-bunga baru
Meski tumbuh dengan benih benih kesunyianku.
Karena akulah sang pencipta dari mimpiku sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar

    Definition List

    Text Widget